Monday, October 13, 2014

REVIEW 'CHEAP BUT TOUGH' WATCH, THE Q&Q M102J

Pepatah bahwa 'harga tidak pernah bohong', mungkin tidak selamanya benar.  Pepatah diatas merupakan sebuah 'mainstream' yang menjadi sebuah 'kesepakatan' tak tertulis di masyarakat saat ini, yaitu barang yang mahal pasti berkualitas tinggi, dan sebaliknya barang murah pasti berkualitas rendah. Jika pernyataan saya diatas adalah sebuah hipotesa, maka hari ini saya telah membuktikan bahwa pepatah tersebut tidak selamanya benar.

Setidaknya hari ini saya membuktikan 'ketangguhan' sebuah jam tangan yang dapat dibilang 'murah meriah', yaitu Q&Q seri M102J.  Definisi mahal atau murah tentunya berbeda untuk masing-masing individu.  Akan tetapi untuk sebuah jam tangan digital yang diklaim memiliki daya tahan hingga kedalaman 100 meter di dalam air, harga jam tangan ini benar-benar murah.  Saya mendapatkan jam tangan ini dengan harga 180ribu rupiah saja, dan telah berhasil dibawa ke kedalaman air hingga 30 meter sebanyak 2x (skrg sudah 6x), dan kondisinya baik-baik saja. Bandingkan misalnya dengan jam tangan G-Shock yang harganya melewati 'angka psikologis' 2 jutaan.

Mungkin tidak adil jika membandingkan kedua jam tersebut diatas secara keseluruhan. Akan tetapi, saya mungkin sekarang adalah tipe orang yang cenderung bersikap 'pragmatis', yang artinya, semua didasarkan dari kepraktisan.  Alasan saya membeli jam Q&Q adalah untuk kebutuhan 'teman' menyelam dan mendampingi si dive computer Mares Puck.  Yang saya perlukan dari jam tangan saat menyelam adalah mengetahui jam berapa saat itu, dan mungkin timer/stopwatch...jika misal harus safety stop saat tidak ada divecomp, sederhana saja.

Terus terang awalnya agak tidak yakin saat memutuskan untuk membeli si Q&Q untuk jam menyelam.  Tidak yakin karena masih terpengaruh 'mainstream' pemahaman diatas.  Akan tetapi, bukan saya namanya jika mengambil sebuah keputusan tanpa melalui riset dan pengamatan yang panjang.  Akhirnya setelah membaca sedemikian banyak review, kemudian saya memutuskan untuk 'iya'. Saat itu saya pun berfikir, kalaupun ternyata harapan tidak sesuai kenyataan...setidaknya saya tidak pernasaran dan uang yang hilang pun relatif tidak terlalu banyak (red. 180rb saja).

Sebagai penutup dari tulisan tanpa makna ini, setidaknya ada 3 hal yang bisa saya simpulkan dan bagikan kepada banyak orang:
- bahwa tidak selamanya pepatah itu benar,
- tidak selamanya 'brand' atau merk berkorelasi positif dengan kualitas sebuah barang, dan
- lisensi Jepang merupakan jaminan kualitas.

Thank you





Thursday, June 12, 2014

Washburn N24 Review

This is my most wanted guitar.
I've been searching the Washburn N4 for months but didn't successful, so I ended up with the N24.
I got bargain price (it's not cheap..but worth it) from local retailer I found online, and it's a steal.

This is the best guitar I have so far. I decided to get the N24 as I admire Nuno Betencourt of Extreme.

So, I won't talk too much, here's the Pros and Cons about N24

Pros:
- The Look (natural finish)
- Playability:  Totally awesome.  I played for hours without any hand ache. Very comfortable in my hand
- Stephen's Extended Cutaways (SEC) tech. No more difficulties playing highest notes.
- Versatile guitar with various tone. Neck, Mid, Bridge for both humbucker and single coil (Coil tap)
- Sounds. It's sounds very Nuno. Screaming harsh sound with harmonics (at bridge position)
- Stable tuning
- Lightweight

Cons:
- Ackward floyd rose setup. If you pull all the way back....the string stuck at the bridge pickup (just need a proper setup)
- You might want to lubricate the volume knob...sometimes little bit scratchy noisy (that's my case)

Overall, I have no major complain....the best guitar I have so far, and I love it.


Monday, January 6, 2014

Dame Mind 700 Project

Dua hari terakhir ini saya lagi-lagi disibukkan oleh sebuah 'pencarian'. Sebuah pencarian yang dimulai sejak 2 bulan yang lalu, akan tetapi belum membuahkan hasil. Pencarian sebuah gitar! Yup, salah satu hobi yang mulai digeluti lagi, yaitu hobi membuat bising tetangga, bermain gitar..haha.

Setelah saya berhasil meminang Cort EVL-K5, sebuah gitar bersetting metal, 'hasrat' untuk 'berselingkuh' tiba-tiba saja muncul. Ternyata 'gairah' hobi musik ini tidak mampu terpuaskan oleh satu gitar saja. Saya membutuhkan rasa baru dari sebuah gitar, seiring dengan begitu beragamnya genre musik rock.

Don't get me wrong, Cort EVL-K5 adalah sebuah gitar yang 'ajib' punya. Bertubuh mahogany, 24 jumbo fret, dan 'dipersenjatai' dengan pickup EMG HZ, gitar ini benar-benar 'lihai' dalam 'melayani' saya memainkan lagu-lagu dari Metallica.

Akan tetapi, itulah manusia...diciptakan dengan memiliki nafsu. Kata nafsu identik dengan konotasi negatif, walaupun sebenarnya tidak selamanya. Nafsu lah yang menjadi energi untuk manusia hidup dan terus berkembang. Nafsu lah yang membuat roda ekonomi dunia berputar. Bayangkan jika manusia tidak memiliki nafsu, apa jadinya dunia ini...tentu sangat membosankan. Karena nafsu lah manusia terus mengembangkan teknologi, karena nafsu lah manusia membeli tas dan sepatu baru setiap bulan, bahkan karena nafsu lah manusia terus berupaya mengeksplorasi luar angkasa. Ahh, cukup sudah pembahasan tentang nafsu...tulisan ini tidak bertujuan ke sana.. :).

Kembali ke pencarian, seiring dengan 'kebutuhan' saya untuk memainkan genre musik lain, maka saya pun mulai melakukan pencarian gitar ke-2. Setelah melakukan riset yang cukup panjang...pilihan pun jatuh ke Cort M600, sebuah gitar cantik dengan desain model PRS. Mengapa gitar ini? Karena Cort M600 sepertinya di desain untuk genre musik lainnya seperti rock klasik, blues, bahkan metal pun bisa jika mau. Dan yang pasti adalah, model nya sangat cantik.

Akan tetapi, setelah berburu selama 2 bulan kesana kemari...tidak ada satu pun toko online yang memiliki stok gitar ini...habis bis bis....aneh. Proses pencarian pun sempat terhenti hingga dimulai lagi 2 hari yang lalu. Iseng membuka-buka laman web, browsing, surfing....seseorang menawarkan Cort M600 seken di kaskus. Tanpa pikir panjang, saya langsung mengontak sang penjual via Whatsapp....dan jawaban nya adalah 'wah sudah kejual mas'. Yahhhh...lagi-lagi kecewa.

Akan tetapi sang penjual ternyata menawarkan opsi lain. Sebuah gitar yang sumpah demi Allah SWT saya baru mendengar merk nya. Yaitu gitar Dame. "Whatt?? Gitar apa itu??. Sang penjual pun mencoba peruntungannya dengan mengirimkan beberapa foto gitar tersebut. Tidak lupa dengan mengirimkan spesifikasi nya. Wah, kalau lihat spek nya...sepertinya cukup high end...dan ditawarkan dengan harga yang boleh dibilang murah dibanding harga pasaran pada umumnya. Bahkan sang penjual menambahkan bumbu-bumbu promosi (namanya juga penjual), bahwa dari segi finishing, playability, sustain, sound quality gitar ini jauh dari sang M600 yang saya cari sebelumnya. Dan jawaban saya saat itu adalah: "Ok mas saya pelajari dulu ya, saya cari info dulu soal gitar ini". Dan riset pun dimulai....

Setelah melewati beberap klik mouse...saya pun akhirnya menemukan fakta bahawa Dame adalah merk gitar yang hanya dibuat untuk kebutuhan pasar dalam negeri Korea (oh noo...Korea lagi...An-Yong-Ha-Se-Yo). Lalu jika hanya untuk pasar Korea...mengapa gitar ini berkeliaran di Indonesia? Ternyata jawaban nya sederhana, gitar ini dibuat oleh pabrikan di Indonesia, tepatnya di Cileungsi.

Hmmm, Dame membuat saya tertarik. Sayang nya karena sebenarnya ini bukan untuk pasar Indonesia, jadi hampir tidak ada orang Indonesia yang pernah memakai sekaligus mereview gitar ini. Bahkan di youtube pun hampir nihil...ck ck ck. Baiklah, dugaan awal saya...karena ini untuk pasar Korea...asumsi nya adalah kualitas gitar ini seharusnya bagus...terlebih lagi ini buatan Indonesia...sudah pasti bagus...(ini serius!).

Sebagai informasi, sebagian besar produk gitar yang bertebaran di dunia, diproduksi di Indonesia. Sebut saja Ibanez, Cort, Fender, Samick (dulu kala)..dan lain sebagainya. Bahkan salah satu pabrikan gitar yang baru berkembang, mendapatkan penghargaan dari Guitar Planet sebagai gitar terbaik dunia tahun 2012, yaitu gitar Rick Hanes. Rick Hanes adalah pabrikan gitar yang berlokasi di Sidoarjo. Untuk informasi selanjutnya, silahkan tanya mbah Google.

Informasi selanjutnya yang saya temukan adalah bahwa gitar Dame yang berkeliaran di Indonesia tidak dibuat sesuai dengan spek standar untuk Korea. Bahkan, dari beberapa penjual yang menawarkan gitar ini, mereka menawarkan spek yang berbeda-beda. Sepertinya dibuat custom sesuai dengan kebutuhan dan target pasar yang mereka kejar. Fakta ini membuat saya kembali pusing.



Akan tetapi fakta ini justru membuat pencarian ini semakin menantang. Baiklah kalau begitu…akhirnya saya putuskan untuk mencoba merk gitar ini. Saya pun memutuskan untuk mengambil Dame seri Mind 700, dengan desain model Les Paul. Walaupun awalnya saya mencari model PRS, tetapi tak apa lah. Saya pun memutuskan untuk membeli gitar ‘kosongan’. Kosongan artinya, hanya membeli body gitar saja. Hasil perhitungan saya, biaya total gitar tersebut jika telah lengkap nantinya akan mencapai 2,4 juta, dengan spek yang diatas rata-rata. Angka ini masih tergolong murah dibandingkan dengan gitar yang ada di pasaran, dengan spesifikasi yang serupa.

Spesifikasi yang saya pilih untuk melengkapi gitar ini nantinya adalah:
- Bridge tuner-o-matic gold: 175rb
- Potensio 25k (4 pcs): 140rb
- Knob (4 pcs): 40rb
- Pickup: Seymour Duncan SH-1n (neck) dan SH-4 JB (bridge): 1,1jt
- dan pernak-pernik lainnya (kabel, jack, senar, dsb.)



Jika asumsi saya benar bahwa kualitas gitar ini bagus, dan jika saya berhasil membuat gitar dengan kualitas diatas rata-rata, maka ini akan menjadi sebuah ‘kesuksesan’ besar dari pencarian saya.

Kemudian, saya pun membeli sebuah gitar kosongan dari seorang penjual terdekat, yaitu Depok. Setelah saya mencoba salah satu gitar disana, ternyata gitar ini memang boleh dibilang baik. Sangat nyaman digunakan, kualitas suara bagus, dan finishing yang cantik. Setidaknya sebagian asumsi saya tidak salah. Tahap selanjutnya adalah membeli semua kelengkapan diatas, sekaligus mencari jasa servis pemasangannya.

Wish me luck! Saya akan update terus perkembangan proyek Dame Mind 700 ini.  Hasil akhirnya pasti akan saya ceritakan nanti.

See you... :)